Monday, February 22, 2010

Roda troli



Beberapa hari yang lalu, tatkala saya bekerja di kantor saya.

Kali itu tugas saya dan teman saya adalah memeriksa buku-buku yang sudah dicetak. Mengecek kelengkapannya dan kemudian menyampaikannya ke seksi lain untuk di proses lebih lanjut. Untuk mengantarkannya ke seksi lain, kami menggunakan troli. Menaruh berkas-berkas yang sudah dicetak di atas troli dan menggiringnya ke seksi lain untuk di pilah-pilah, dikelompokkan dan dijilid.

Yang menarik perhatian saya adalah troli ini. Troli ini jika di dorong akan berjalan (ya iyalah...!) confused. Dan jika dia berjalan suaranya akan berisik. Selidik punya selidik ternyata salah satu rodanya memiliki poros yang sudah aus. Otomatis jadinya tidak seimbang. Bagaikan troli dengan roda yang memiliki ukuran yang berbeda-beda. Dan karena ketidakseimbangan itu menyebabkan gerakan troli agak oleng-oleng dan berikutnya menimbulkan getaran yang menyebabkan bantalan troli jadi berisik.

Ya, itu prinsipnya keseimbangan. Kesamaan.

Pilosopisnya:
Keempat roda troli itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari troli itu sendiri. Saya kaitkan dengan pemerintahan saja ya..! Anggap saja bantalan troli itu adalah pemerintahan, rakyat dan pemerintah itulah roda-rodanya. Semua roda harus melakukan tugasnya sebaik mungkin. Kalo ada ketimpangan akan menyebabkan pemerintahan yang "berisik". Protes dimana-mana, demo, bahkan lebih parahnya anarkisme. Bisa membayangkan kan kalo salah satu rodanya dibuat lebih tinggi? Atau salah satu rodanya dibuat lebih kecil.

Bantalan troli atau beban pembangunan bangsa ini berada disetiap pundak masyarakat Indonesia. PNS, buruh, mahasiswa, pelajar, pemerintah, wiraswasta dan lain sebagainya. Iya, kita yang memikul beban bangsa ini. Tentu saja sesuai dengan posisi kita masing-masing. Ada yang di depan, ada yang dibelakang. Tak mungkin ke empat roda troli itu dipindahkan kedepan semua atau ke belakang semua. Gimana jalannya.. iya gak? Apalagi harus membawa beban yang berat..?


Pilosopi ini bisa juga dikaitkan dalam kehidupan pernikahan. Jika roda depan (suami) melaju ke depan, janganlah roda belakang (istri) ngambek di belakang. Nanti gak jalan-jalan troli pernikahannya. Jika roda belakang (anak) melaju ke arah yang lebih baik, janganlah roda depan (orangtua) mengarahkannya ke hal-hal yang negatif. Jangan juga menghambat laju roda belakang (anak) itu dengan keegoisan, dengan kemauan sendiri tanpa memahami apa yang membuat roda belakang bahagia, bersemangat dan bergairah. Lha wong roda belakang maunya jadi arsitek kok dipaksa roda depan ke arah hukum, dokter dsbnya..! Iya sih jadi pengacara atau jadi dokter itu bukan hal yang bruuk. Sangat baik malah, tapi kalo roda belakang tidak bahagia dengan itu buat apa kan..!


Tanpa kerja sama dan keseimbangan dari keempat roda itu, akan sulit bahkan tidak bisa berkas-berkas kami itu sampai ke seksi lain, kalo ke seksi lain saja tidak bisa sampai, gimana mau sampai ke konsumen..?! Sama seperti keluarga dan pemerintahan itu, tak akan berjalan kemana-mana. Hanya stagnan dan "busuk" disitu saja...!

Mau dikaitkan ke percintaan? Jika kedua pasangan tidak bisa menjaga keseimbangan cinta mereka, tidak bisa memanfaatkan perbedaan mereka (kan harus ada roda belakanga sama roda depan), dan rodanya tidak melaju kearah yang sama, saya rasa lama-lama cinta mereka akan "busuk"...! Tak akan membawa troli percintaan mereka kearah pernikahan dan hal-hal membahagiakan lainnya.

Bisa dikaitkan dengan kehidupan kita dengan DIA. DIA yang di depan sudah menarik kita ke arah yang terbaik, kita malah pinginnya berhenti atau malah berbelok ke arah yang tak jelas. Jangan harap ada keajaiban disitu. Keajaiban selalu terjadi jika kita di dekat-Nya. Turutilah jika DIA menarik kita ke arah yang DIA mau.


______________________________
Dan foto itu saya buat sendiri. Di kantor.
Di pilosopiskan dengan penuh kesadaran bahwa troli itu bukan perumpamaan yang sempurna. tak ada yang sempurna. Terlebih itu masih di bumi.

5 comments:

♥ria♥ said...

wah bisa aja bikin pilosophinya ^^
tapi kayanya enak jg tuh duduk di atas troli trus di dorong hehehe

Hennyyarica said...

akhirnya ketemu juga blog filosofi..setelah kemarin linknya hilang di blog saya (just me, my self, and i)

^^

Fais Wahid said...

kunjungan perdana...
Salam kenal.

Clara Canceriana said...

filosofi bisa diambil dari segala macam bentuk yg ada di sekitar kita
keren~

pilo™ said...

ria: Iya, kami juga sering melakukannya ---> duduk diatas troli dan di tarik... heheheh

Henny: iya, saya juga baru bw baru-baru ini jd bisa berkunjung kesana... :D


Fais: salam kenal juga...

Clara: Iya, semua yg ada disekitar kita itu harusnya tak ada untuk disia-siakan... hehehe