Wednesday, February 17, 2010

Keran Air...!

Lama sekali saya tidak posting lagi. Rasanya saya baru ingat kalo saya juga punya Blog. Hehehehe. Komen Hadidot di postingan sebelumnya mengingatkan saya akan blog ini. Saya gak terlalu sering nge-net sebenarnya. Hanya saja, saat ada yang ingin saya tulis, saya langsung ke warnet untuk menumpahkannya di blog.

Kali ini saya ingin menulis sesuatu yang terpikirkan tatkala air mampet di kosan saya. Ini bukan tentang airnya. Tapi tentang keran air dan pipanya...!



Ada apa dengan itu?. Air mengalir dari penampungan air melalui pipa (bisa pake pipa, bisa juga dari penampungan langsung ke kran), dan mengeluarkannya melalui keran air. Kalau air terus dialirkan itu artinya pipa akan selalu dialiri air yang baru dan keran akan mengeluarkan air yang baru juga. Ini tentang berbagi dan memberi...!

Pilosopisnya:
Air itu bisa diibaratkan sebagai harta. Harta itu bisa berupa ilmu pengetahuan, jabatan, pengalaman hidup, materi, motivasi, tekhnik pekerjaan dan lain sebagainya. Tandon atau penampungan itulah yang Maha Berilmu. Pipa jalan hidup kita. Kran itu saya ibaratkan otak kita, tubuh kita, mulut kita, tangan kita, kaki kita, ya kita ibaratkan diri kita sendiri. Dan kita punya hak untuk membuka kran hidup kita maupun menutupnya.

Yang Maha Berilmu selalu memberikan kita air-air terbaik untuk kita gunakan dalam menghadapi hidup. Mengisi pipa-pipa kehidupan kita. Besar kecilnya pipa kehidupan kita bukanlah menjadi masalah, yang jadi masalah adalah di kran nya. Sebagai manusia sebaiknya mengalirkannya melalui keran untuk membantu orang lain, untuk membuat sesuatu yang bisa membuat orang lain bahagia. Untuk mengisi penampungan air orang lain. Kalau keran itu tertutup, otomatis tidak ada aliran dan pipa akan menikmati air yang itu-itu saja. Tidak ada perkembangan baru.
Keran air yang tertutup tak akan pernah mendapatkan air yang baru...!

Banyak kan manusia yang egois, setelah yang Maha Memberi mengisi pipa-pipa kehidupannya dengan harta (ilmu pengetahuan, jabatan, pengalaman hidup, materi, motivasi, tekhnik pekerjaan dan lain sebagainya) tapi tidak mau membaginya. Disimpan sendiri dalam pipa-pipa kehidupannya. Yang Maha Memberi mungkin akan berpikir pipanya tersumbat, atau kerannya rusak, Kemudian menggantinya dengan yang baru. Lha emang pipa bisa tersumbat? Bisa donk, sumbatan keegoisan, sumbatan kesombongan, sumbatan attitude eh-siape-lo?, sumbatan korupsi, sumbatan kebohongan, sumbatan ketidakpedulian sama orang lain...!

Jangan sampai, ketika kita dipercayakan sebuah harta oleh yang Maha Memberi, kita malah menyumbatnya untuk diri kita sendiri. BELIAU berhak lho membersihkan pipa yang tersumbat dengan cara-Nya, mengganti pipa itu dengan yang baru, atau mengganti kerannya.
"Jangan sampai yang Empunya Air merasa kita ini adalah pipa yang tersumbat, atau keran yang rusak. Beliau berhak menggantinya...!"

Gambar diambil dari sini.
Kok gak ada tandonnya? Jangan tanyakan padaku...! Saya kan Pilosopi Bodoh. Heheheheh

8 comments:

didot said...

membaca postingan yg satu ini jadi inget sama sebuah cerita jaman dulu ,tentang seorang master silat dengan muridnya.

karena takut muridnya akan melampauinya atau membunuhnya,maka sang guru tidak mengajarkan muridnya itu kitab andalannya yg terakhir yaitu kitab ke 20.

setelah sang guru meninggal,murid yg paling pintar,yg hanya menguasai 19 kitab kemudian melakukan hal yg sama,karena takut juga.

hal ini berlangsung turun temurun,sehingga hanya dalam beberapa generasi berikut,perguruan itu sangat mundur karena setiap berganti guru maka ilmunya pun selalu berkurang. sehingga perguruan mereka selalu kalah dalam pertandingan2 silat yg diadakan.

apakah pesan moralnya? ilmu yg tidak dibagi lama2 akan hilang dan berkurang.

jangan pernah takut bahwa dengan membagi ilmu justru akan berkurang,yg terjadi malah sebaliknya,dengan dishare malah akan semakin kaya,karena kita akan dapat masukan lainnya dan cara2 baru yg lebih baik lagi dari diskusi2 yg terjadi...

keep posting ya pilo:)

Ninneta - MissPlum said...

pilo, makasih dah main ke blog aku... aku dah follow dikau ya....

pilo™ said...

Om Didot: hoo.. renungannya keren Om.. mantap..!

Ninneta: ya.. terimakasih kembali..! heheheh salam kenal..!

Ratusya said...

pilooo dikau bikin kaget.. dakuh baru juga publish eh udah ada komen ajah :D makasih yaaa

hm.. tentang keran air...
keran air yang masih ada di toko material juga ga akan mendapatkan air yang baru sebelum dibeli dan digunakan?! hm.. artinya? ya segala sesuatu harus diperoleh dengan usaha supaya bisa berfungsi dengan baik.
apaan sih?! Nyambung ga sih? xixixi

salam kenal yaa

mayank said...

pilooo kunjungan balik nuuuih....


ternyata kamu filsuf ya...

hihi
bagus banget...pilosopinya
kayanya aku juga rada mampet nih sebagai kran..kesumbat keegoisan, obsesi, atau apalah...

thanks ya udah buat psting yang bagus..
termasuk ibadah loh..karna bermanfaat..

gw follow

@minumino said...

thx for coming :)
nice... :)setuju bgt, tidak perlu mengambil contoh kasus yg muluk2 untuk berbicara ttg filosofi...semua hal bisa jadi pelajaran :)

follow u back

Fi said...

kayak kolam jika airnya ngendon terus ga mengalir. lama2 jadi busuk dan berwarna pekat tak jernih lagi.

pilo™ said...

Quinie: Tenang saja, DIA sudah menciptakan keran-keran itu, dan tak akan membiarkannya tak terpakai.. Buat apa BELIAU menciptakan kerannya kalo tidak dipakai-Nya.. iya tak? heheheh salam kenal balik...


maiank: semoga berhasil ya dgn kerannya... heheh..

minomino: heheh... itu karena hidup saya dekat dgn hal-hal yg sederhana itu.... heeh

Fi: Yeppp... thanx Fi, saya jadi dapat perumpamaan yg baru... makasih ya...! :D